Baca Juga :
WOTU, BTRpos
Serangan DBD di Kec. Wotu yang marak di perbincangkan di Media Sosisal (Medsos), membuat Kepala Desa Lampenai (M.Saenal Bachri) mengambil tidakan cepat, pasalnya M.Saenal Bachri sudah menyampaikan ke pihak PKM untuk melakukan antisipasi serangan tersebut guna mengantisifasi jatuh korban, karena terhitung sudah empat warganya yang positif terserang DBD, namun penyampaian Kades tersebut lagi-lagi tidak terespon.

Hal tersebut membuat Kepala Desa Lampenai mengambil tindakan cepat melakukan penyemprotan di rumah-rumah warga, dimana M.Saenal Bachri telah menghubungi pihak Dinas Kesehatan Luwu Timur untuk melakukan penyemprotan nyamuk DBD (Poging), yang secara langsung pula direspon Dinas Kesehatan Luwu Timur.
Tepatnya jum’at (17/6/16) pagi, pihak Dinas Kesehatan Kab. Luwu Timur, melakukan penyemprotan meeliputi sela-sela rumah warga, saluran Drainase ditengah pemukian warga, hingga bagian dalam rumah warga, yang dinilai sebagai tempat bersarang nyamuk, sembari melakukan penyemprotan pihak Dinas Kesehatan niat lakukan pembatasan penyemprotan dengan alasan obatnya mahal, sementara Kades Lampenai mendengar alasan tersebut, sontak menjawab jika dirinya siap membayar kelebihan dari pada obat yang digunakan, ketika pihak Dinas Kesehatan ingin melakukan pembatasan penyemprotan.
Seperti yang dijelaskan M.Saenal Bachri kepada Batarapos, bahwa dirinya harus bertindak sebelum bertambah korban, meski kesemua itu merupakan tanggung jawab pihak Kesehatan dalam hal pencegahan dan penanganan DBD, akan tetapi sebagai kepala Desa dirinya harus bertanggung jawab meski pribadinya harus dikorbankan “saya tidak pikir dari segi pribadi saya, yang penting kesehatan dan keselamatan warga dapat di antisifasi, dan saya minta kepada Dinas Kesehatan agar melakukan penyemprotan secara merata, maslah kelebihan obat biar saya tanggung biayanya, ini tidak boleh di diamkan, dan rencananya kita akan anggarkan pengadaan alat semprot nyamuk tersebut” jelasnya
Sementara ibu PKK Desa Lampenai Rika Nasrum yang berada langsung mendampingi pihak Dinas Kesehatan melakukan penyemprotan mengatakan bahwa dirinya menghimbau kepada masyarakat khususnya Desa Lampenai agar senantiasa melakukan pembersihan terhadap sekitar rumah masing-masing, untuk mencegah terjadinya perkembang biakan terhadap jentik-jentik nyamuk “saya juga minta kepada masyarakat agar membersihkan area pekarangan rumah, membuang seluruh bahan bekas pakai yang memicu perkembangan jentik-jentik nyamuk, dan juga saya mengharapkan agar masyarakat segera memeriksakan diri ketika ada gejala DBD, namun dalam hal ini, jangan memponis diri jika merasa Demam berarti sudah positif DBD, akan tetapi semua itu diketahui atas dasar pemeriksaan Dokter” katanya (Red...Mr)
Serangan DBD di Kec. Wotu yang marak di perbincangkan di Media Sosisal (Medsos), membuat Kepala Desa Lampenai (M.Saenal Bachri) mengambil tidakan cepat, pasalnya M.Saenal Bachri sudah menyampaikan ke pihak PKM untuk melakukan antisipasi serangan tersebut guna mengantisifasi jatuh korban, karena terhitung sudah empat warganya yang positif terserang DBD, namun penyampaian Kades tersebut lagi-lagi tidak terespon.

Hal tersebut membuat Kepala Desa Lampenai mengambil tindakan cepat melakukan penyemprotan di rumah-rumah warga, dimana M.Saenal Bachri telah menghubungi pihak Dinas Kesehatan Luwu Timur untuk melakukan penyemprotan nyamuk DBD (Poging), yang secara langsung pula direspon Dinas Kesehatan Luwu Timur.
Tepatnya jum’at (17/6/16) pagi, pihak Dinas Kesehatan Kab. Luwu Timur, melakukan penyemprotan meeliputi sela-sela rumah warga, saluran Drainase ditengah pemukian warga, hingga bagian dalam rumah warga, yang dinilai sebagai tempat bersarang nyamuk, sembari melakukan penyemprotan pihak Dinas Kesehatan niat lakukan pembatasan penyemprotan dengan alasan obatnya mahal, sementara Kades Lampenai mendengar alasan tersebut, sontak menjawab jika dirinya siap membayar kelebihan dari pada obat yang digunakan, ketika pihak Dinas Kesehatan ingin melakukan pembatasan penyemprotan.
Seperti yang dijelaskan M.Saenal Bachri kepada Batarapos, bahwa dirinya harus bertindak sebelum bertambah korban, meski kesemua itu merupakan tanggung jawab pihak Kesehatan dalam hal pencegahan dan penanganan DBD, akan tetapi sebagai kepala Desa dirinya harus bertanggung jawab meski pribadinya harus dikorbankan “saya tidak pikir dari segi pribadi saya, yang penting kesehatan dan keselamatan warga dapat di antisifasi, dan saya minta kepada Dinas Kesehatan agar melakukan penyemprotan secara merata, maslah kelebihan obat biar saya tanggung biayanya, ini tidak boleh di diamkan, dan rencananya kita akan anggarkan pengadaan alat semprot nyamuk tersebut” jelasnya
Sementara ibu PKK Desa Lampenai Rika Nasrum yang berada langsung mendampingi pihak Dinas Kesehatan melakukan penyemprotan mengatakan bahwa dirinya menghimbau kepada masyarakat khususnya Desa Lampenai agar senantiasa melakukan pembersihan terhadap sekitar rumah masing-masing, untuk mencegah terjadinya perkembang biakan terhadap jentik-jentik nyamuk “saya juga minta kepada masyarakat agar membersihkan area pekarangan rumah, membuang seluruh bahan bekas pakai yang memicu perkembangan jentik-jentik nyamuk, dan juga saya mengharapkan agar masyarakat segera memeriksakan diri ketika ada gejala DBD, namun dalam hal ini, jangan memponis diri jika merasa Demam berarti sudah positif DBD, akan tetapi semua itu diketahui atas dasar pemeriksaan Dokter” katanya (Red...Mr)