Harga Lada Anjlok, Ribuan Warga di Towuti Hengkang - Batara Pos

Peduli Kasih Batarapos


Harga Lada Anjlok, Ribuan Warga di Towuti Hengkang

Diposkan oleh On 06 Maret with No comments

Baca Juga :




Towuti, batarapos.com - Anjloknya harga Lada (merica) bukan hanya petani Lada menjerit, namun di Towuti justru berdampak pada Ribuan Warga yang selama ini menjadi petani dan pekerja kebun Lada justru hengkang alias ramai-ramai angkat koper meninggalkan Kecamatan Towuti dan balik kekampung halamannya.

Pantauan media ini selama tiga bulan terakhir, sejak harga merica merosot dipasaran, ribuan petani dan pekerja kebun lada merugi, hal ini disebabkan tingginya biaya pengolahan kebun dibandingkan hasil penjualan ketika panen, bahkan beberapa petani Lada dan pengumpul atau pembeli lokalan justru tidak mampu menampung lada yang melimpah dengan harga yang kian hari makin merosot.

Saat ini, harga tertinggi untuk lada yang putih atau kualitas terbaik hanya Rp 38 ribu perkilogram yang sebelumnya mencapai Rp 95 ribu perkilogram, hal inilah menjadi penyebab petani lada dan pekerja kebun merica yang hanya mengandalkan upah dari majikan terpaksa angkat kaki dari tempat kerjanya.

"Hal ini disebabkan majikan mereka tidak mampu lagi memberikan upah akibat anjloknya harga lada" Ujar Muin salah satu petani lada yang terbilang sukses di Towuti.

"Tak heran jika warga pendatang dari luar Towuti yang selama ini menjadi petani lada angkat kaki dari Towuti, mereka kembali ke kampung halamannya masing masing, jumlah petani Lada yang selama ini menggarap lahannya dibeberapa Desa di Towuti mencapai ribuan orang, akibatnya sudah banyak petani yang menjual kebun ladanya dengan harga murah, bahkan ribuan hektar kebun merica sudah tidak lagi terurus oleh pemiliknya" sebut Muin.

Hengkangnya beberapa petani lada di Towuti dibenarkan oleh sejumlah kepala Desa, menurutnya warga pendatang yang selama ini menjadi petani Merica  meninggalkan dan menjual murah kebun mericanya mencapai ribuan orang.

"Beberapa bulan yang lalu Desa Desa di Towuti ramai akibat banyaknya warga yang datang dari luar untuk menggarap kebun yang mereka miliki, namun saat ini justru kondisinya berbanding terbalik" Ujar salah seorang kades di Towuti yang enggan disebut namanya. (HS)
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »