Poso, Batarapos.com - Presiden RI, Ir. H Joko Widodo direncanakan akan datang ke kota wisata Tentena, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Baca Juga :
Dikutip dari sejumlah informasi yang ada, kedatangan orang nomor satu di Indonesia itu untuk menghadiri puncak acara berakhirnya perjalanan Obor Paskah yang sebelumnya telah melalui sejumlah Provinsi dan kota - kota yang ada di Indonesia dan akan berakhir di anjungan Danau Poso pada 10 Mei 2019 mendatang.
Parade obor paskah itu sendiri merupakan peringatan Minggu - Minggu sengsara dan hari kematian serta kebangkitan Yesus Kristus (Isa Almasih) dari antara kuburan orang mati.
Peraya'an itu juga akan ikut melibatkan sejumlah denominasi Gereja - Gereja se-Indonesia antara lain PGI, KWI, PGPI, GOI, BK, Advent, PGLII, PGTI, PBI dan utusan - utusan jema'at Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) sebagai tuan rumah ditambah sejumlah tokoh - tokoh dan pemuka lintas agama lainnya.
Sebelumnya pada Jum'at malam 12 April 2019, Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin dalam sambutan saat pelepasan obor paskah Nasional di pelataran Gereja Protestan bagian Barat di Indonesia (GPBI), Imanuel Jalan Medan Merdeka Jakarta Timur mengemukakan bhawasannya peraya'an obor paskah merupakan kegiatan Nasional dan sebuah relevansi yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara rasa persaudara'an dan nilai - nilai kemanusia'an diantara sesama penganut Nasrani maupun diantara penganut agama dan kepercaya'an lainnya.
"Para tokoh agama dengan kedalaman ilmunya, kesalehan ibadahnya, serta keragaman kearifan lokalnya semakin memiliki tingkat urgensi dan relevansi yang tinggi untuk terus menyuarakan pentingnya menjaga dan memelihara persaudara'an dan kemanusia'an kita," ujarnya.
Masih dalam rangkaian kegiatan yang sama kepada seluruh pemimpin umat Lukman juga mengingatkan bhawasannya pemuka agama merupakan garda terdepan yang akan bersatu dan menolong dalam menghadapi penjajahan dan ketidak adilan yang dirasakan oleh umatnya. "Pemuka agama adalah mereka yang hatinya tidak hanya akan bergetar ketika ayat - ayat Tuhan di baca dan di dengar tapi juga tergelitik saat agama, bangsa, dan kemanusia'annya terusik. Karena itu atas dasar cinta dan kedamaian para pemuka agama berada di garda terdepan dalam menghadapi penjajahan dan ketidakadilan," pungkasnya. (Deddy. T)