Baca Juga :
- IKA SMP Mangkutana Ikut Ramaikan HUT RI Ke-74
- Wabup Irwan Dampingi Dirjen Kementerian LHK RI Pantau Limbah PT. Vale
- Husler Hadiri Perayaan Odalan Umat Hindu di Kalaena
- Gandeng Mitra Kerja, DP2KB Lutim Gelar Baksos Pelayanan KB
- Video : Pasca Pecat Aparatnya, Kantor Desa Wonorejo Tampak Sepi
- Antusias Siswa SD 160 Sidotepung, Dihari Pertama Masuk Sekolah
Mangkutana, batarapos.com – Pasca mediasi di Kantor Polsek Mangkutana, dimana Kapolsek Mangkutana (AKP. M. Idris) berupaya mempertemukan antara para Waria dan oknum Bidan NL yang memposting kata-kata yang menyudutkan para waria melalui media sosial (facebook).
“Innalillahi Wainnailaihi rhojiun, Allah Azza wa jalla sudah menegur dengan kilatan pada sore hari, ternyata malam hari aka nada pesta waria di Tomoni… uuntung saja kecamatan Tomoni tidak ditenggelamkan semalam, mungkin saja karena masih banyaknya orang2 sholeh didalamnya,/ minta tolong untuk para pemimpin di wilayah setempat, terapkan teguran KERAS UNTUK PARA MAKSIAT (para pengundang BENCANA)/ saya akan turut andil melempari syetan-syetan ini jika kita bersatu, Allahu Akbar…” tulis oknum bidan NL di akun facebooknya, sembari memajang foto Waria.
Atas postingan tersebut, para waria protes dan menuntut NL agar diproses sesuai hukum yang berlaku, pasalnya para waria tidak terima disamakan dengan setan dan pembawa bencana.
Salah satu perwakilan waria (Achi) dalam ruang mediasi menegaskan akan tetap menempuh jalur hukum, meski telah diupayakan melalui proses mediasi,
“Tidak semudah itu meminta maaf setelah kami disebut setan, kami tetap akan menempuh jalur hukum, kalau memang tidak senang sama waria, kenapa tidak bicara baik-baik, panggil kami, kasi kami nasehat, pasti kami datang, jangan kata-katai kami dengan bahasa begitu” ucap Achi dihadapan bidan NL.(Mus)