Baca Juga :
- PKM Burau - Forum Biker Womantorauna Gelar Sunatan Massal
- IKA SMP Mangkutana Ikut Ramaikan HUT RI Ke-74
- Wabup Irwan Dampingi Dirjen Kementerian LHK RI Pantau Limbah PT. Vale
- Husler Hadiri Perayaan Odalan Umat Hindu di Kalaena
- Husler Lepas 159 JCH Luwu Timur
- Hadiri Pesta Panen, Husler : Mari Tingkatkan Produksi Pertanian Dan Wujudkan Swasembada Pangan di Lutim
Hasil auditor pihak Inspektorat Kabupaten Luwu Timur, sejak tahun 2016 hingga tahun 2017 terkhusus di Desa Lambarese Kecamatan Burau, Luwu Timur, ditemukan banyak kekurangan volume terhadap pembangunan fisik yang bersumber dari Dana Desa maupun yang dianggarkan melalui ADD.
Hal ini dijelaskan pihak Inspektorat (Jafar) selaku team auditor kepada batarapos saat dikonfirmasi siang tadi Rabu (27/12/17), selain banyak temuan, Jafar juga mengungkapkan jika SDM aparat Desa Lambarese sangat minim, menjadi pemicu banyaknya temuan tersebut.
Jafar juga menyinggung terkait pembangunan fisik yang di anggarkan pada tahun 2016 namun baru direalisasikan di tahun 2017 ini dan pembangunan beberapa fisik bersumber dari DD di area HGU PTPN yang diduga tumpang tindih.
Hingga saat memasuki akhir tahun 2017 ini, pihak inspektorat belum dapat merampungkan hasil temuan auditor tersebut, namun dijelaskannya jika dalam waktu tiga hari ini inspektorat akan finalkan.
"Memang banyak temuan saat team auditor memeriksa terkhusus di Desa Lambarese, namun kami belum bisa merampungkan berapa jumlah yang harus dikembalikan atas kekurangan volume pekerjaan, tapi intinya banyak, dan akan kami upayakan final dalam waktu 3 hari ini, masalah penganggaran dari DD di lahan HGU PTPN, itu telah di akui pihak Desa kalau tidak melayangkan izin terlebih dahulu, sehingga peluang terjadinya tumpang tindih pembangunan terbuka lebar, perlu juga diketahui jika SDM aparat Desa lambarese sangat minim, sehingga pemahaman mereka terhadap fisik tidak ketemu solusi" kata Jafar
Jafar juga mengakui bahwa pembangunan Sanggar tani Desa Lambarese sejak jabatannya kembali dianggarkan yang sebelumnya pada tahun 2015 juga telah dianggarkan, yang diperkirakan menelan anggaran total sebesar 115 juta, menggunakan rangka yang terbuat dari batang kelapa ini.
Laporan : Mul
Editor : Andi tenri ajeng
Hal ini dijelaskan pihak Inspektorat (Jafar) selaku team auditor kepada batarapos saat dikonfirmasi siang tadi Rabu (27/12/17), selain banyak temuan, Jafar juga mengungkapkan jika SDM aparat Desa Lambarese sangat minim, menjadi pemicu banyaknya temuan tersebut.
Jafar juga menyinggung terkait pembangunan fisik yang di anggarkan pada tahun 2016 namun baru direalisasikan di tahun 2017 ini dan pembangunan beberapa fisik bersumber dari DD di area HGU PTPN yang diduga tumpang tindih.
Hingga saat memasuki akhir tahun 2017 ini, pihak inspektorat belum dapat merampungkan hasil temuan auditor tersebut, namun dijelaskannya jika dalam waktu tiga hari ini inspektorat akan finalkan.
"Memang banyak temuan saat team auditor memeriksa terkhusus di Desa Lambarese, namun kami belum bisa merampungkan berapa jumlah yang harus dikembalikan atas kekurangan volume pekerjaan, tapi intinya banyak, dan akan kami upayakan final dalam waktu 3 hari ini, masalah penganggaran dari DD di lahan HGU PTPN, itu telah di akui pihak Desa kalau tidak melayangkan izin terlebih dahulu, sehingga peluang terjadinya tumpang tindih pembangunan terbuka lebar, perlu juga diketahui jika SDM aparat Desa lambarese sangat minim, sehingga pemahaman mereka terhadap fisik tidak ketemu solusi" kata Jafar
Jafar juga mengakui bahwa pembangunan Sanggar tani Desa Lambarese sejak jabatannya kembali dianggarkan yang sebelumnya pada tahun 2015 juga telah dianggarkan, yang diperkirakan menelan anggaran total sebesar 115 juta, menggunakan rangka yang terbuat dari batang kelapa ini.
Laporan : Mul
Editor : Andi tenri ajeng