Baca Juga :
- Husler Lepas 159 JCH Luwu Timur
- Hadiri Pesta Panen, Husler : Mari Tingkatkan Produksi Pertanian Dan Wujudkan Swasembada Pangan di Lutim
- PKM Burau - Forum Biker Womantorauna Gelar Sunatan Massal
- IKA SMP Mangkutana Ikut Ramaikan HUT RI Ke-74
- Wabup Irwan Dampingi Dirjen Kementerian LHK RI Pantau Limbah PT. Vale
- Husler Hadiri Perayaan Odalan Umat Hindu di Kalaena
Pembangunan sanggar tani Desa Lambarese terhitung sejak tahun 2014 lalu, kini menghasilkan perwajahan yang sungguh memprihatinkan, dimana sanggar tani ini telah dianggarkan sebanyak dua kali yang sebelumnya pada tahun 2015 dianggarkan senilai Rp.80.000.000,- sesuai keterangan ketua kelompok tani, dan kembali dianggarkan pada tahun 2017 ini senilai Rp.35.000.000,- bersumber Dana Desa.
Sungguh memprihatinkan, bangunan yang menelan anggaran sebanyak itu hanya menghasilkan bangunan sangat sederhana, dimana beberapa fasilitas lain seperti closed yang belum miliki safety tank.
Parahnya bangunan sanggar tani ini ternyata sebelum dianggarkan sebanyak dua kali, mantan kepala desa beserta kelompok tani telah membangun pondasi hingga slop bangunan ini, yang mana pada periode berikutnya dilanjutkan oleh kepala Desa dua periode (Lukman) yang dianggarkan sebanyak 115 juta.
Mantan kepala Desa Lambarese yang menjabat sebagai kepala Desa selama 8 tahun (Anwar Pangala) menungungkapkan jika pembangunan sanggar tani berawal dari tahun 2004 sejak masa jabatannya, yang mana pembangunan mulai dari pondasi hingga slop bangunan yang sumber dananya dari hasil sewa traktor kelompok, sekitar 5 juta-an yang dikerja secara gotong royong, karena kendala dana akhirnya bangunan sanggar tani hanya sebatas pondasi dan slop, selebihnya dilanjutkan oleh kades periode berikutnya.
"Awalnya itu, waktu masih saya jabat kepala Desa kita bangun pakai uang hasil sewa traktor kelompok, sekitar 5 juta waktu itu, karena dana tidak cukup lagi, akhirnya sampai di slop saja, selanjutnya pak Desa sekarang yang lanjutkan, dan perlu juga diketahui bahwa itu lokasi sanggar tani tidak di ganti rugi, melainkan lokasi yang di hibahkan masyarakat" ungkap Anwar Pangala melaui via handpone
Ditempat terpisah, masyarakat Desa Lambarese yang enggan disebutkan namanya, juga melayangkan komentar, dirinya sangat heran melihat bangunan yang menelan anggaran sebanyak itu yang hanya membangun mulai dari tiang, atap, kayu ramuan terbuat dari batang kelapa, dan beberapa fasilitas seperti closed yang tidak berfungsi.
"Heran juga, masa anggarannya sebanyak itu tapi hasilnya juga memprihatinkan, hanya, tiang, atap, kayu rangka dari batang kelapa, dan closed yang belum ada penampungnya, wah...tidak benar mi ini, sudah seharusnya penegak hukum turun tangan" harapnya
Laporan : Mul
Editor : Andi tenri ajeng
Sungguh memprihatinkan, bangunan yang menelan anggaran sebanyak itu hanya menghasilkan bangunan sangat sederhana, dimana beberapa fasilitas lain seperti closed yang belum miliki safety tank.
Parahnya bangunan sanggar tani ini ternyata sebelum dianggarkan sebanyak dua kali, mantan kepala desa beserta kelompok tani telah membangun pondasi hingga slop bangunan ini, yang mana pada periode berikutnya dilanjutkan oleh kepala Desa dua periode (Lukman) yang dianggarkan sebanyak 115 juta.
Mantan kepala Desa Lambarese yang menjabat sebagai kepala Desa selama 8 tahun (Anwar Pangala) menungungkapkan jika pembangunan sanggar tani berawal dari tahun 2004 sejak masa jabatannya, yang mana pembangunan mulai dari pondasi hingga slop bangunan yang sumber dananya dari hasil sewa traktor kelompok, sekitar 5 juta-an yang dikerja secara gotong royong, karena kendala dana akhirnya bangunan sanggar tani hanya sebatas pondasi dan slop, selebihnya dilanjutkan oleh kades periode berikutnya.
"Awalnya itu, waktu masih saya jabat kepala Desa kita bangun pakai uang hasil sewa traktor kelompok, sekitar 5 juta waktu itu, karena dana tidak cukup lagi, akhirnya sampai di slop saja, selanjutnya pak Desa sekarang yang lanjutkan, dan perlu juga diketahui bahwa itu lokasi sanggar tani tidak di ganti rugi, melainkan lokasi yang di hibahkan masyarakat" ungkap Anwar Pangala melaui via handpone
Ditempat terpisah, masyarakat Desa Lambarese yang enggan disebutkan namanya, juga melayangkan komentar, dirinya sangat heran melihat bangunan yang menelan anggaran sebanyak itu yang hanya membangun mulai dari tiang, atap, kayu ramuan terbuat dari batang kelapa, dan beberapa fasilitas seperti closed yang tidak berfungsi.
"Heran juga, masa anggarannya sebanyak itu tapi hasilnya juga memprihatinkan, hanya, tiang, atap, kayu rangka dari batang kelapa, dan closed yang belum ada penampungnya, wah...tidak benar mi ini, sudah seharusnya penegak hukum turun tangan" harapnya
Laporan : Mul
Editor : Andi tenri ajeng