Masamba. Btr pos
Tingkat partisipasi masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Perdesaan (PBB-P2) dirasa masih sangat rendah, tidak sampai 60%. Berangkat dari data tersebut, maka muncul ide membentuk sebuah wadah transaksi pembayaran PBB-P2 di desa yang mudah dijangkau dan memberikan kemudahan kepada masyarakat wajib pajak dalam pembayaran dan pelunasan pajak di desa.
Baca Juga :
Gagasan ini dimunculkan Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Sukamaju, Mursalim, yang juga masuk ke dalam Rancangan Proyek Perubahan (RPP) yang sementara ia susun. “Kanapa muncul ide warung pajak ini? Karena setelah saya masuk di Kecamatan Sukamaju bulan 9 lalu, tingkat partisipasi masyarakat tidak sampai 60%. Itu terungkap setelah saya jalan bersama pak camat di beberapa desa,” ungkap Mursalim, Kamis kemarin, di Masamba.
Menurut Mursalim, ada beberapa faktor kenapa kesadaran masyarakat masih rendah. Pertama kata pria yang murah senyum ini, kendala ada di tingkat desa, dalam hal ini kolektor yang belum intens melakukan penagihan. “Kolektor itu kan dari rumah ke rumah. Persoalannya kemudian adalah masyarakat nanti bayar pajak kalau ada kolektor datang menagih. Nah, kalau sudah tidak ada, tentu dia belum bayar. Kalau pun kolektor menagih, belum tentu wajib pajak ada di rumah,” ujar pejabat yang akrab disapa Chali ini.
Kedua, ungkap Chali, terkait tempat kepemilikan tanah atau bangunan si wajib pajak, yang terkadang tidak sama. Ini juga persoalan menurut Chali. “Ada tanah misalnya di Sukamaju, tapi pemiliknya ada di luar Sukamaju. Nah, kalau begitu kondisinya, kan susah melakukan penagihan,” ungkap Chali dengan nada tegas.
Guna mengatasi semua persoalan tersebut, erutama bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat membayar pajak, maka Chali menggagas Warung Pajak yang rencananya akan diujicobakan dulu di tiga desa di Sukamaju, yakni Tulung Indah, Tulungsari dan Sukamukti. Jika Warung Pajak di tiga desa tersebut berhasil meningkatkan persentase kesadaran masyarakat, maka akan dibentuk lagi di beberapa desa.
“Untuk sementara kita ambil tiga sampel dulu, yaitu Desa Tulung Indah, Tulungsari dan Sukamukti. Jika ini berhasil, maka kita lanjut di desa lainnya,” terang Chali seraya menambahkan bahwa di dalam Warung Pajak, beberapa elemen masyarakat dilibatkan, di antaranya dengan melibatkan Penyuluh Pertanian dan Penyuluh KB yang ada di desa. Dalam waktu dekat, Sosialisasi terkait Warung Pajak ini akan dilaksanakan (Drs/Hms)