BURAU,
BTRpos
Bangunan Drainase di Dusun Pada Idi Desa Lambarese, Luwu
Timur ini sangat memperihatinkan untuk digunakan masyarakat, pasalnya Drainase
yang Anggarannya mencapai Rp.772.728.000,- yang dikelolah oleh CV.Berkat Figra,
dengan nomor kontrak 650/05.2/PPK.1/KONTRAK/TARKIM/VI/2016, menyajikan
pekerjaan yang sangat memalukan, karena ketebalan yang seharusnya 25.Cm kini
dikurangi menjadi 12.Cm saja, bukan hanya itu para pekerja juga memanfaatkan tanah sebagai pengganti campuran semen, sungguh hal yang memalukan, mengambil dari contoh
yang terlaksana saat ini para pekerja secara leluasa mengurangi volume
ketebalan bahkan didepan wartawan yang sempat mendokumentasikan masih saja para
pekerja terkesan diarahkan untuk melanjutkan pengurangan volume.
Saat disampaikan melalui via handpone ke pengelola kegiatan
tersebut yang secara kebetulan berdomisili di Desa Lambarese, yang dikenal
dengan sebutan “Wempi” terkesan pengelola ini mengandalkan sesuatu dan
menantang, dimana dirinya saat dikonfirmasi mengaku sebagai oknum Wartawan, dan
dirinya siap pertanggung jawabkan kalau pekerjaannya itu tidak ada kekurangan
volume ketebalan “saya juga Wartawan pak, dan saya bertanggung jawab kalau ada
pengurangan volume ketebalan pada pekerjaan saya, jadi silahkan anda
publikasikan itu hak anda, memang ketebalannya hanya 20 Cm saja” tegasnya
dengan nada angkuh dan menantang.
Baca Juga :
- Wabup Irwan Dampingi Dirjen Kementerian LHK RI Pantau Limbah PT. Vale
- Husler Hadiri Perayaan Odalan Umat Hindu di Kalaena
- Husler Lepas 159 JCH Luwu Timur
- Hadiri Pesta Panen, Husler : Mari Tingkatkan Produksi Pertanian Dan Wujudkan Swasembada Pangan di Lutim
- PKM Burau - Forum Biker Womantorauna Gelar Sunatan Massal
- IKA SMP Mangkutana Ikut Ramaikan HUT RI Ke-74
Hal yang sama juga dilakukan awak media ini yakni menghubungi
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Tarkim (Syammudin), seputar temuan
pengurangan volume ketebalan, menanggapi hal tersebut PPK coba mengarahkan Konsultan pengawas (Udin) ke dilokasi,
pembuktian pun sama, dimana konsultan juga menemukan hal yang sama, para pekerja terus
melakukan pengurangan volume ketebalan, sehingga konsultan mengarahkan untuk
kembali membongkar pasangan tersebut.
Ironisnya, konsultan membohongi awak media melalui via
handpone, bahwasanya konsultan melakukan pembongkaran sekitar 10 Meter lebih
namun faktanya hanya membongkar sekitar 4 hingga 5 meter saja, padahal sesuai
hasil pantauan awak media, nyaris seluruh bangunan parah pengurangan volume
ketebalannya. “saya sudah suruh bongkar pak, sekitar lebih 10 meter” ungkapnya
berbohong
Hal tersebut membuktikan jika kurangnya pengawasan
terhadap pekerjaan proyek, dari segi konsultan pengawas maupun pihak terkait
yang terlibat didalamnya, sehingga besar peluang kecurangan saat pekerjaan
berlangsung yang berdampak pada kerugian Negara sementara keuntungan besar bagi
pengelola. (Red...HS/A.Apr)