Baca Juga :
- Wabup Irwan Dampingi Dirjen Kementerian LHK RI Pantau Limbah PT. Vale
- Husler Hadiri Perayaan Odalan Umat Hindu di Kalaena
- Wabup Irwan Serahkan Akta Kematian Warganya
- Tubuh Masih Utuh, Bocah Hanyut di Balambano Ditemukan Terapung
- Wabup Irwan Pantau Pencarian Anak Tenggelam di Sungai Balambano
- IKA SMP Mangkutana Ikut Ramaikan HUT RI Ke-74
Wasuponda, Batarapos, – Baba, 48 tahun, warga Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, hanya bisa pasrah. Dia bersama istri dan sembilan orang anaknya, kadang hanya makan pisang, jika persediaan berasnya habis.
Pekerjaannya sebagai buruh tani, tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Rumahnya yang terbuat dari papan dan beratap rumbiah, sudah mulai rapuh. Meski tercatat sebagai warga Desa Ledu-Ledu, Baba luput dari perhatian Pemerintah. Dia tidak pernah mendapatkan bantuan dari Pemerintah.
“Tidak pernah dapat pak. Tapi Alhamdulillah, kalau kami sakit dan berobat di Puskesmas, semuanya digratiskan,” kata Juli, istri Baba, Sabtu(21/07/18).
Sementara istrinya, Juli, kadang harus menahaan air matanya, jika anak-anaknya meminta untuk bersekolah. Penghadilannya mereka berdua, hanya cukup untuk membeli beras, itupun kadang kehabisan.
“Kalau anak-anak saya minta disekolahkan, saya hanya bisa bilang, nanti nak, kalau kita sudah punya uang yang cukup,” ujar Juli.
Juli mengaku, sudah puluhan tahun berdomisili di Desa Ledu-Ledu. Mereka berasal dari salah satu Desa di Kabupaten Sinjai. Awalnya, Juli dan suaminya, menggarap kebun milikk warga, sambil mengolah aren menjadi gula merah.
Terpisah, Camat Wasuponda, Joni Patabi, tidak membantah jika ada warganya tidak sekolah karena keterbatasan ekonomi.
“Tapi kami sudah upayakan agar Baba dan keluarganya segera mendapatkan bantuan, bedah rumah dan beras miskin. Termasuk mengupayakan, agar anak-anaknya bisa sekolah,” kata Joni Patabi.(Ali)