BURAU, BataraPos
Drainase yang baru saja selesai dibangun 7 bulan yang lalu kondisinya sudah memprihatinkan, Proyek Dinas Tarkim Luwu Timur ini sangat membingungkan warga setempat karena sebelumnya mereka sudah menegur saat pekerjaan ini dilakukan, namun pihak pengelola bangunan ini tidak mengindahkan protes warga tersebut.
Baca Juga :
- Husler Lepas 159 JCH Luwu Timur
- Hadiri Pesta Panen, Husler : Mari Tingkatkan Produksi Pertanian Dan Wujudkan Swasembada Pangan di Lutim
- PKM Burau - Forum Biker Womantorauna Gelar Sunatan Massal
- IKA SMP Mangkutana Ikut Ramaikan HUT RI Ke-74
- Wabup Irwan Dampingi Dirjen Kementerian LHK RI Pantau Limbah PT. Vale
- Husler Hadiri Perayaan Odalan Umat Hindu di Kalaena
Menurut keterangan salah satu warga di lokasi menyebutkan”saya sudah tegur pak karena saya lihat campurannya tidak bagus tapi dijawab katanya memang sudah begitulah proyek, padahal saya bantu kasi air dari rumah pakai dinamo saya pak tapi hasilnya begini” tuturnya sedikit kesal.
Sementara warga yang lain juga menimpali bahwa bangunan ini saat berlangsung memang kurang pengawasan akibatnya banyak sisi bangunan yang tidak mengikuti kelurusan galian padahal awalnya banyak warga yang bersedia merelakan lahannya untuk digunakan proyek ini namun pihak pengelola rupanya tidak menghiraukan usulan warga dan akibatnya terkesan bangunannya asal jadi.
Proyek Pembangunan Drainase di Dusun Pada Idi Desa Lambarese Kecamatan Burau ini dengan bernomor Kontrak 650/05.2/PPK.I/Kontrak/TAR/VI/2016. Nilai Kontrak Rp. 772.728.000,- yang bersumber dari APBD Luwu Timur Tahun 2016 dengan pelaksana CV. BERKAT FIGRA, sementara Konsultan Perencana oleh CV. INTRANUSA EM, dan Konsultan Pengawas oleh CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN.
Sekedar diketahui bahwa proses pekerjaan bangunan ini pernah diekspose media ini saat pekerjaan baru saja dimulai, saat itu secara tidak disengaja ditemukan pemasangan batunya juga dipasangi batako. Namun pihak pengelola saat itu menyangkalinya dan setelah awak media menunjukkan titiknya pengelolanya tidak mengindahkan juga.
Akibatnya setelah diguyur hujan deras dinding drainase (saluran air) sepanjang 10 meter di Lorong II Dusun Pada Idi ini banyak yang bergeser dan malah sudah ada yang ambruk serta menutupi aliran air pada selokan ini. Akibatnya aliran air menimbulkan genangan air di sekitar pemukiman warga setempat. Malah salah satu gorong-gorong yang sebelumnya dibangun oleh warga ditimbun olek pihak pengelola dengan alasan bahwa tidak ada dalam gambar. Kondisi inilah yang memperparah genangan air pada saat hujan deras karena salah satu sisi saluran ini tidak memiliki saluran pembuangan aliasa buntu akibatnya rumah warga yang ada di sekitar tempat itu tergenang air.
Keterangan diperoleh dari warga di lokasi tersebut menyebutkan, drainase yang baru saja dibangun tersebut jebol hanya karena tidak sanggup menampung luapan air yang mengalir deras. Warga sekitar menyebutkan pada waktu pembangunan drainase tersebut diduga kontraktor tidak memadatkan tanah sehingga memudahkan hancurnya bangunan saluran air tersebut.
Akibat hancurnya drainase tersebut, warga menjadi resah karena luapan air merembes hingga ke rumah warga. Diharapkan Pemerintah segera memperbaiki drainase tersebut sehingga tidak terjadi luapan air kembali. Padahal disebutkan warga drainase itu dibangun untuk pengendalian banjir, namun bukannya mengendalikan banjir malah membuat rumah warga tergenang air. (Lap. Mul)