Jeneponto, Batarapos.com - Salah satu sekolah SD Inpers 157 Tombo-tombolo yang kepala UPT nya Hj. Niah Kasma S.Pd. yang berada di desa Tombo-tombolo, kecamatan Kelara, kabupaten Jeneponto, yang terletak cukup jauh jaraknya dari kota Jeneponto. Sabtu (1/6/19).
Baca Juga :
- Video : MTs Al-Ihsan Memprihatinkan, Kasek Malas Ngantor
- Baksos, IPMIBAR Bersama Puskesmas Lamuru Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
- Tiba di Makassar, Jenazah IYL Dimakamkan Hari Kamis
- Ini Jumlah Jamaah Calon Haji Jeneponto, Yang Berangkat ke Asrama Haji Sudiang Makassar
- Si Jago Merah Kembali Hanguskan 2 Unit Rumah Panggung, Rata Dengan Tanah
- Sebanyak 346 JCH Berangkat ke Asrama Haji Sudiang Makassar, Ini Harapan Wakil Bupati Jeneponto
Hj. Niah Kasma S.Pd. selaku kepala UPT diduga keras telah menyalah gunakan pengelolaan dana BOS dan bendahara tidak di fungsikan secara maksimal.
Dari informasi yang dihimpun wartawan media batarapos.com Hj. Niah Kasma S.Pd yang kurang lebih dua tahun menjabat tidak ada perkembangan yang nampak baik untuk fisik maupun untuk administrasi.
Diduga anggaran tahun 2018 tidak tepat sasaran karena saat pemeriksaan dari pihak inspektorat wartawan media ini sempat hadir. Saat itu ditemukan penggunan dana pembayaran Insentif guru honorer yang tidak sesuai apa yang diberikan dengan berita acara yang ditanda tangani. Karena guru honorer hanya menerima 500 ribu sementara yang dipertanggung jawabkan 600 ribu.
Kepala UPT sudah semena-mena dan leluasa melakukan markap demi keuntungan peribadi degan pihak pemeriksa saat itu memberikan sanksi peringatan untuk tidak mengulangi.
Bendahara BOS SD Inpres 157 Abd. Rasid S.Pd dan sejumlah guru di sekolah kepada Batarapos.com membenarkan hal tersebut. Terkait penggunaan dana yang diterima bendahara mengutarakan dengan senyuman yang penuh dengan kekecewaan.
“Saya hanya mengetahui jumlah dana yang cair, lewat slip penarikan per triwulan sebesar Rp. 16 juta, jangankan di pegang melihat secara langsung uang tersebut tidak pernah,” ungkapnya.
Lanjutnya, “Melihat saja tidak apa lagi mau dilibatkan secara langsung penggunaanya,” tutupnya.
Para guru menambahkan selama hal ini belum dibenahi, yakin tidak ada penataan sekolah kearah yang lebih baik. ( Ridwan Tompo)