Wotu, Batara Pos
Jabatan seorang anggota DPRD yang selalu menjadi dambaan masyarakat sebagai wakil rakyat, yang nama ini bukan hanya di kalangan tokoh masyarakat atau orang dewasa saja mengenali, yang justru dikalangan anak anak pun nama anggota Dewan kerap terucap.
Namun sangat disayangkan jika jabatan anggota DPRD atau yang lebih dikenal dengan sebutan Anggota Dewan ini yang dipilih langsung oleh masyarakat justru menghilang saat masyarakat hendak menyalurkan aspirasi, yang kesannya saat ini, kepala Desa sepertinya sebagai penanggung jawab tunggal dalam hal membangun kampung.
Baca Juga :
- IKA SMP Mangkutana Ikut Ramaikan HUT RI Ke-74
- Wabup Irwan Dampingi Dirjen Kementerian LHK RI Pantau Limbah PT. Vale
- Husler Hadiri Perayaan Odalan Umat Hindu di Kalaena
- Disela-Sela Kepadatan Tugasnya, Bupati Lutim Sempatkan Kunjungi Warganya Yang Terkena Gizi Buruk
- DPRD Lutim Monitoring Pelaksanaan APBD TA 2018 Di Kecamatan Wotu
- Husler Kunjungi Warganya Yang Menjadi Korban Kebakaran
Salah satu contoh, di Dusun Sumbernyiur Desa Lampenai, Kecamatan Wotu, Luwu Timur, Dusun ini salah satu Dusun raksasa di Luwu Timur namun sayangnya sangat tertinggal dari segi pembangunan, bayangkan saja jika aksesnya masih ada yang berlumpur dan tergenang air hingga bertahun tahun, sementara jeritan masyarakat saat melalui jalan ini sangat jelas terdengar, kiri kanan masyarakat mengadukan kondisi jalan ini namun lagi lagi wakil rakyat terkesan tutup telinga.
Tiba saat masyarakat yang meminta langsung ke Dinas terkait agar dilakukan perbaikan, giliran oknum anggota Dewan yang terkesan menginginkan jalan ini agar tetap buruk, hal ini terlihat saat dua orang anggota DPRD Luwu Timur yakni Irmanto Hafid dan Saharuddin melakukan kunjungan terhadap pemeliharaan jalan yang dimaksud, Jumat (6/4/18) sekitar pukul. 15.00 wita.
Kunjungan kedua anggota DPRD ke lokasi pemeliharaan jalan yang menelan anggaran 60 juta dengan volume 1.100 meter ini sungguh memperihatinkan, pasalnya kedua anggota DPRD ini rela berjalan kaki sekitar 600-an meter untuk menempuh titik akhir kegiatan.
Namun yang sangat disayangkan, kunjungan kedua anggota DPRD ini terkesan mencari kesalahan dari pemeliharaan jalan ini, dimana mereka menanyakan keberadaan papan proyek, perusahaan yang mengelola, dan Surat perintah kerja, parahnya lagi diakhir kata, anggota Dewan ini menitip pesan kepada pekerja yang mana pekerja saat itu merupakan gabungan pemuda yang tergabung dalam organisasi GEMSI, kalau diakhir pekerjaan nanti, mereka akan kembali memeriksa dan meyakinkan diri jika pekerjaan ini akan ada temuan.
Tentunya sebagai pekerja yang diberdayakan oleh dinas terkait tak tahu soal, pasalnya mereka semata hanya ingin membangun kampung dan tidak mengejar keuntungan.
Hal tersebut sangat disayangkan ketua Harian GEMSI (Akmal), kepada batarapos dirinya mengungkapkan kekecewaannya kepada anggota Dewan tersebut, harusnya kata Akmal mereka sebagai wakil rakyat harus mensupport langkah positif pemuda bukan justru mempojokkan, akmal juga menanyakan keberadaan anggota Dewan saat rakyat menjerit melalui jalan yang berlumpur ini.
"Sangat disayangkan tindakan bapak bapak anggota Dewan ini, bukan mensupport justru malah cari kesalahan yang sebenarnya tidak ada celah, kemana bapak bapak ini saat kami menjerit lewati jalan ini, adakah perhatian bapak bapak ini kepada kami rakyatnya, syukur syukur kami meminta langsung ke dinas tidak lagi repotkan bapak bapak urus kami, janganlah cari cari kesalahan dari pembangunan ini, masih banyak anggaran milyaran yang ada kesalahan di luar sana, cobalah periksa itu" ungkap Akmal dengan nada jengkel.
Diketahui pemeliharaan jalan ini tidak di pihak ketigakan, namun Dinas terkait mengambil inisiatif untuk memberdayakan masyarakat sekitar yang tujuannya agar kualitas pembangunan dapat terjamin dikarenakan tanggungjawab masyarakat sebagai pengguna akses tersebut.
Laporan : HS
Editor : Astri