Akibatnya, warga marah besar dan membongkar beberapa pengerjaan yang dilakukan sang kontraktor karena dikerja asal-asalan. Jauh dari standarisasi itulah gambaran proyek drainase yang dikerjakan oleh PT Latanindo di Desa Buntu Torpedo, Kecamatan Sabbang ini.
Di Desa Buntu Torpedo warga tidak mau lagi menerima pengerjaan proyek pemerintah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat bila dikerja oleh kontraktor nakal. “Kami terpaksa membongkar beberapa titik yang dikerja asal-asalah, baru diinjak sudah runtuh. Yang kasihan adalah masyarakat dengan pekerjaan drainase yang asal-asalan. Apanya yang mau dinikmati oleh masyarakat bila proyek drainase yang dikerjakan oleh PT Latanindo asal jadi, dan mereka hanya buru keuntungan besar,” tandas Kepala Desa Buntu Terpedo, Jamiluddi kepada Celebesnews, Sabtu 17 Juni 2017.
Kekesalan warga tidak sampai disitu saja, proyek ini pun dikhawatirkan oleh warga bisa saja runtu karena bestek pengerjaan yang jauh dari strandarisasi.” Kami melihat dengan kondisi bahan campuran semen dan pasir yang digunakan proyek pembangunan drainase ini tidak akan kuat, dan dikhawatirkan akan cepat runtuh,” terang Kepala Desa Buntu Trapedo.
Belum lagi, kata dia, menjadi sorotan masyarakat papan bicara proyek pengerjaan drainase yang tidak ada terpasang pada lokasi proyek sehingga warga tidak mengetahui anggaran proyek tersebut. “Kami sebagai penerima dampak dari kehadiran proyek ini tidak mau ada kongkalikong, harus transparan sebagai wujud kami turut mengawasi penggunaan anggaran pemerintah,” pungkasnya.
Ditambahkan, Jamiluddin, masyarakat sendiri sudah pernah mengingkatkan para pekerja lapangan kontraktor PT Latanindo agar memperbaiki kualitas pengerjaan proyek dranaise tersebut, dan memperbaiki sejumlah titik yang rusak namun hingga kini tidak diperbaiki. (Drs)