Baca Juga :
JENEPONTO, Batarapos.com - Miris kondisi SDI 236 Ujung Moncong, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, pasca terbakar tahun 2018 lalu belum ada perhatian pemerintah.
Akibat terbakarnya RKB, para murid harus berdesakan saat proses belajar, dimana kapasitas dua kelas dijadikan satu kelas, seperti yang tampak pada gambar.
Saat disambangi, Kepala SDI 236 Ujung Moncong (Petta Senga, S.Pd) sangat berharap perhatian pemerintah Daerah Jeneponto, dimana saat ini APBD dan APBN terkucur ke sekolah namun tak satupun menyentuh sekolahnya.
Menurutnya, setelah gedung sekolah terbakar, muridnya harus berdesakan saat proses belajar.
"Kami sangat harapkan perhatian Pemda, murid kami sejak beberapa bulan terakhir setelah gedung sekolah terbakar harus berdesakan saat belajar, sementara sekolah lain semua dapat bantuan rehab tahun ini" harapnya.
Permohonan ini menjadi prioritas ajuan SDI 236 Ujung Moncong terhadap Pemerintah, namun lagi-lagi ajuan sekolah ini seolah tak berarti.
Kerap pula pihak sekolah mempertanyakan terkait ajuan tersebut, namun pihak terkait memberikan jawaban yang tak selayaknya.
"Sekolah ta' tidak terinput karena tidak singkrong oleh operator sekolah ke pusat" jawab pihak Dinas Pendidikan Jeneponto yang dikutip dari Kepala Sekolah.
Kembali kepada persoalan input, dimana sekolah yang mengalami musibah kebakaran tahun 2018 lalu, saat itu juga telah melaporkan ke pihak Dinas, yang notabenenya akan sinkrong secara otomatis sesuai input data pasca kejadian.
Apakah alasan tersebut merupakan dalih kesalahan input menginput..? namun terlebih respon cepat pemerintah sangat diharapkan, minimal peninjauan langsung pemerintah Kabupaten Jeneponto dalam hal ini Bupati Jeneponto. (Ridwan).