Luwu Timur, Batarapos.com - Banjir yang mengepung Sejumlah Daerah di Kabupaten Luwu Timur sejak Senin (29/4/19) hingga saat ini berdampak kepada lumpuhnya aktivitas Masyarakat, kerugian material dan duka warga semakin mencemaskan, kerusakan lingkungan pun menimbulkan kerugian yang cukup signifikan, Banjir dadakan yang bakal tenggelamkan Bumi Batara Guru ini tak lain karena rusaknya paru - paru Bumi yaitu Hutan kita.
Baca Juga :
Demikian dikatakan oleh kordinator Peduli Hutan dan Lingkungan (PHL) Sulawesi Selatan yang membidangi devisi Analisis mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Muh Saleh Arif ketika dimintai keterangan terkait Banjir yang merendam sejumlah kecamatan di Luwu Timur, menurutnya, banjir yang melanda beberapa kecamatan di Luwu Timur ini diakibatkan rusaknya hulu Sungai akibat penebangan kayu secara serampangan, lingkungan hutan di Lutim sudah diplontos dengan mesin pemotong kayu (chensow), baik itu kawasan Hutan lindung maupun hutan cagar alam, ini catatan buat dinas terkait dimana pengawasannya selama ini.
“Sejak Dinas kehutanan di kabupaten diambil Alih oleh pemerintah provinsi, kerusakan hutan akibat penebangan liar untuk lahan bisnis sejumlah oknum masyarakat kian subur, tiga tahun terakhir ini kerusakan hutan di Lutim bertambah 67 persen sebelum dinas kehutanan hijrah ke provinsi, parahnya lagi semua ijin terkait pengelolaan hutan dan lingkungan diambil alih provinsi sehingga bentuk pengawasan dari pemerintah kabupaten makin tak bergigi, ini juga salah satu faktor hancurnya lingkungan dan hutan di semua kabupaten,” jelas Saleh.
Selain persoalan kewenangan tambah Saleh, masyarakat disekitar hutan juga kurang memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan kerusakan hutan, buktinya, 95 persen pekerja kayu dilakukan oleh masyakarat disekitar hutan itu sendiri, jika ini terus dibiarkan maka Lutim yang potensi dengan sumber daya Alam akan tenggelam sama seperti beberapa daerah lainnya, jadi Banjir yang sudah menjadi langganan di Lutim penyebabnya dari ulah segelintir oknum termasuk aktivitas penambangan yang tidak mematuhi tata kelolah lingkungan dan hutan, tegas mantan aktivis Greenpeace itu.
Menurut orang yang menyamakan perusak hutan sama dengan musuh Negara , saleh Arif merinci kerusakan hutan yang sudah diambang bahaya di Tanah Luwu Merinci data investigasi yang dilakukanya sebagai berikut, untuk kabupaten Luwu kerusakan hutan berada di hulu sungai ujung kawasan hutan poringan antara kecamatan Belopa dan Suli, kalau di kota Palopo hutan yang perlu dan segera ditata dengan baik yaitu hulu sungai Mawa, Luwu Utara dihulu sungai Rongkong dan Lutim di hulu Salo Lauwa Desa pongkeru Malili dan hulu sungai larona di Towuti dan Desa Togo kecamatan Wasuponda, serta kerusakan hutan dihulu sungai kalaena di kecamatan Mangkutana kunci Arif. (Tim)