Wotu, Batarapos.com
Bupati Luwu Timur, HM. Thorig Husler, mengharapkan agar peringatan Isra’ Mi’raj ini tidak dijadikan sebagai seremoni rutin yang diperingati setiap tahunnya, namun dapat dijadikan sebagai sarana untuk melakukan introspeksi diri terhadap kualitas pelaksanaan kewajiban shalat lima waktu yang dilaksanakan .
“Shalat adalah amal yang tidak bisa digantikan oleh siapapun, maka shalat adalah amal utama ketika nanti ketika kita ditanya dan dihitung amal kita di akhirat,” terangnya.
Baca Juga :
- Wabup Irwan Dampingi Dirjen Kementerian LHK RI Pantau Limbah PT. Vale
- Husler Hadiri Perayaan Odalan Umat Hindu di Kalaena
- Disela-Sela Kepadatan Tugasnya, Bupati Lutim Sempatkan Kunjungi Warganya Yang Terkena Gizi Buruk
- DPRD Lutim Monitoring Pelaksanaan APBD TA 2018 Di Kecamatan Wotu
- Husler Kunjungi Warganya Yang Menjadi Korban Kebakaran
- IKA SMP Mangkutana Ikut Ramaikan HUT RI Ke-74
Harapan tersebut disampaikan Husler ketika menghadiri peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW serta Dzikir bersama ratusan jamaah di Pesantren Uswatun Hasanah, Desa Cendana Hijau, Kecamatan Wotu, Sabtu (23/3/19).
Orang nomor satu di Luwu Timur ini berharap, kegiatan Isra Mi'raj merupakan ungkapan rasa syukur dan menjadi momen berharga bagi seluruh umat Islam yang ada Luwu Timur untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena dengan ketaqwaan yang mantap kepada Allah SWT, maka hal tersebut akan mampu melandasi moral, motivasi dan semangat pengabdian prajurit dalam menjalankan pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan Negara.
Isra Mi'raj ini yang mengangkat tema "Dengan Hikmah Isra Mi'jra Serta Dzikir Dan Doa Kita Naungi Lautan dan Daratan Negeri Ini".
Pimpinan Pondok Pesantren Uswatun Hasanah, Ust. Lalu Ahmad Jalaluddin dalam ceramah menyampaikan bahwa, Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW diambil dari dua buah kata yang penuh arti yaitu Isra’ yang berarti “perjalanan malam” dan Mi’raj yang berarti “naik ke langit ”. Perjalanan malam yang dimaksud adalah perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Dari peristiwa Isra’ Mi’raj inilah umat Islam di seluruh dunia mengenal yang namanya sholat dan diwajibkan untuk melakukan sholat 5 waktu dalam sehari semalam.
Peristiwa Isra’ Mi’raj, lanjut Lalu, terjadi tepat pada tahun 621 Masehi, tepatnya pada tanggal 27 Rajab (3 tahun sebelum hijrah). Nabi Muhammad SAW waktu itu sudah berumur 51 tahun dan peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi saat tengah malam hingga subuh waktu Mekkah. Peristiwa ini terjadi karena Nabi Muhammad SAW yang sedang dalam keadaan duka.
"Beliau telah ditinggal mati oleh dua orang yang dia cintai yaitu Khadijah sang istri dan Abu Thalib sang paman. Saat itu, Nabi Muhammad SAW mengalami duka yang sangat dalam sehingga untuk menghibur Nabi Muhammad SAW, Allah SWT mengajak Nabi Muhammad SAW ke suatu perjalanan hingga sampai ke Sidrotulmuntaha untuk bertemu dengan-Nya," kata Ustad Lalu Ahmad. (hms/ikp/kominfo)