Soal Proyek 12,8 M, PT.TSM Diduga Kadali Pemda Luwu Timur - Batara Pos

Peduli Kasih Batarapos


Soal Proyek 12,8 M, PT.TSM Diduga Kadali Pemda Luwu Timur

Diposkan oleh On 10 Oktober with No comments

Baca Juga :

(Ilustrasi)


Malili, batarapos.com

            Terkuak soal Proyek Pembangunan Jalan Beton Paket 1 BM Kabupaten Luwu Timur senilai 12,8 Milyar, yang dalam tender tersebut diikuti sekitar dua puluh lima perusahaan sebagai peserta tender, salah satunya PT TSM (Tri Star Mandiri) yang dinilai memenuhi syarat.

            Syarat yang dimaksud adalah armada Batching Plant sebagai alat takar campuran beton, dimana batching Plant hanya dimiliki oleh PT TSM yang dioperasikan di Kecamatan Malili untuk mensuplay pembangunan rabat beton yang dikelolah oleh PT TSM untuk wilayah Luwu Timur.

            Terpilih sebagai pemenang tender pada proyek tersebut mengandalkan Batching Plant diduga  PT TSM mengkadali Pemerintah Kabuapten Luwu Timur, PT TSM yang seharusnya menggunakan Batching Plant pada seluruh pembangunan rabat beton ternyata hanya sebagian kecil campuran rabat beton yang menggunakan Batching Plant selebihnya menggunakan campuran secara manual.

            Hasil penelusuran batarapos, menemukan beberapa Truck Molen yang mensuplay campuran beton yang dicampur secara manual menggunakan alat berat (eskavator) di salah satu Stone Crusher di Kecamatan Mangkutana, selanjutnya untuk mengkadali public sejumlah truck molen PT TSM melintas di poros Kecamatan Kalaena tembus ke kecamatan Angkona dan Malili, seolah-olah truck molen tersebut berasal dari Batching Plant Kecamatan Malili, selanjutnya disalurkan ke lokasi-lokasi proyek rabat beton.

            Sangat disayangkan ulah pengelolah PT TSM yang sejatinya mendapat kepercayaan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dalam hal pembangunan rabat beton ternyata kepercayaan tersebut diabaikan, yang mana pengelola PT TSM diduga mengkadali Pemerintah Kabupaten Luwu Timur demi keuntungan proyek.

            Tender tersebut sempat mendapat penolakan para rekanan lokal Luwu Timur hingga pihak ULP harus berhadapan dengan para kotraktor lokal terkait hal tersebut, ketika para kontraktor lokal mendapat penjelasan terkait hal tersebut akhirnya para kontraktor lokal pun kembali tenang.

"Nah... jika sistem campur beton tidak bergantungan pada batching plant, saya kira kontrak lokal juga bisa kerja rabat beton, jadi tidak usahlah mengkadali" ungkap salah satu kontraktor lokal.

Laporan : HS
Editor : Astri

              

            


Next
« Prev Post
Previous
Next Post »