Mangkutana, batarapos.com
Calon penumpang Bus Borlindo perwakilan Mangkutana, Luwu Timur Terlantar, hal tersebut mengundang emosi keluarga penumpang, Sabtu (13/10/18), malam tadi.
Terlantarnya penumpang diakibatkan ulah kondektur Bus yang tergiur akan tawaran ongkos penumpang lain yang selisih tinggi.
Baca Juga :
- Video : Pasca Pecat Aparatnya, Kantor Desa Wonorejo Tampak Sepi
- Antusias Siswa SD 160 Sidotepung, Dihari Pertama Masuk Sekolah
- IKA SMP Mangkutana Ikut Ramaikan HUT RI Ke-74
- Wabup Irwan Dampingi Dirjen Kementerian LHK RI Pantau Limbah PT. Vale
- Husler Hadiri Perayaan Odalan Umat Hindu di Kalaena
- Gandeng Mitra Kerja, DP2KB Lutim Gelar Baksos Pelayanan KB
Sebelumnya calon penumpang Bus Borlindo menghubungi salah satu kondektur Bus (Ardi) tujuan Makassar, saat penaftaran sang kondektur mengiyakan serta menyarankan agar calon penumpang menunggu di perempatan wilayah kecamatan Wotu selanjutnya akan dijemput, dengan catatan calon penumpang membayar ongkos Rp.160.000,-.
Setelah menunggu lama, calon penumpang menelpon sang kondektur, dengan singkat kondektur menjawab jika Bus telah ful, jawaban tersebut sontak menyulut emosi calon penumpang dan keluarga calon penumpang, selanjutnya menyambangi perwakilan Bus Borlindo di Kecamatan Mangkutana.
Saat disambangi, pihak perwakilan pun heran atas ulah kondektur, dimana saat di konfirmasi melalui via handpone sang kondektur berdalih jika dirinya tidak pernah menjanji dan mengiyakan calon penumpang, namun diakhir konfirmasi sang kondektur keceplosan terkait selisih ongkos penumpang lain.
“ Saya tidak pernah janji dan mengiyakan penumpang, hanya saya bilang, iya ada ji kursi kosong tunggu mi saja, tapi setelah ada penumpang lain, saya telpon-telpon ini calon penumpang tapi tidak respon juga, tapi saya tidak punya pulsa waktu telpon dia, begini saja pak, mana kita pilih uang 200 ribu dengan 160 ribu kalau saya pilih yang 200 ribu” dalihnya sembari putuskan telpon.
Setelah disimpulkan, sang kondektur rela menelantarkan calon penumpang hanya karena selilih pembayaran ongkos dengan penumpang lain yakni Rp.200.000,- sementara sang kondektur sebelumnya telah mengiyakan calon penumpang dengan ongkos Rp.160.000,-.
Akibat ulah sang kondektur, calon penumpang dengan terpaksa harus batal untuk berangkat, dikarenakan bus-bus lain telah melintas, sementara calon penumpang merupakan salah satu mahasiswa yang harus mengejar target izin.
Atas pelayanan buruk Bus Borlindo terhadap calon penumpang, dihimbau kepada pengurus hingga pimpinan Bus Borlindo agar mengantisipasi hal serupa paling tidak memberikan sangsi terhadap kondektur nakal, agar kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Bus Borlindo tetap terjaga.
Laporan : HS
Editor : Astri